Tren Blackberry Kembali di Gen Z: Nostalgia dan Digital Detox

Tren Blackberry Kembali di Gen Z: Nostalgia dan Digital Detox

Diposting pada

Generasi Z dikenal sebagai generasi digital native yang sangat akrab dengan gawai terkini. Namun, ada tren unik yang sedang terjadi: kembalinya ponsel klasik seperti Blackberry menjadi primadona baru di kalangan anak muda. Fenomena ini bukan sekadar soal gaya, melainkan bagian dari nostalgia dan keinginan untuk melakukan digital detox. Mengapa tren Blackberry kembali menggema di kalangan Gen Z? Apa yang membuat ponsel ini terasa relevan kembali? Mari kita ungkap bersama dalam artikel ini.

Blackberry dan Daya Tariknya di Era Smartphone Canggih

Pada awal 2000-an, Blackberry adalah simbol status dan produktivitas. Dilengkapi dengan keyboard QWERTY fisik dan layanan Blackberry Messenger (BBM) yang populer, ponsel ini menjadi favorit para eksekutif hingga remaja. Namun seiring munculnya smartphone layar sentuh, Blackberry sempat tenggelam dari peredaran.

Tapi sekarang, Gen Z justru membawa Blackberry kembali menjadi tren. Banyak dari mereka menyukai desain klasiknya, fungsionalitas minimalis, dan yang paling penting—kemampuannya untuk membantu menjaga jarak dari notifikasi digital yang berlebihan. Dalam era di mana notifikasi dari WhatsApp, TikTok, dan Instagram bisa membanjiri setiap detik, Blackberry menawarkan kesederhanaan dan ketenangan.

Tren Blackberry Kembali di Gen Z

Fitur BBM yang dulu jadi andalan memang sudah tiada, tetapi ponsel ini tetap dapat digunakan untuk menelepon, mengirim SMS, bahkan email secara efisien. Beberapa pengguna kreatif bahkan memodifikasi sistem operasi Blackberry untuk menjalankan aplikasi tertentu secara terbatas, tanpa berlebihan.

Nostalgia Teknologi: Apa yang Dicari Gen Z dari Gadget Lama?

Bagi sebagian Gen Z yang lahir di tahun 90-an akhir hingga awal 2000-an, Blackberry adalah simbol romantisasi masa lalu. Mereka menghidupkan kembali era ketika interaksi digital tidak seintens sekarang. Banyak dari pengalaman menggunakan Blackberry yang menawarkan nilai sentimental—menuliskan pesan dengan keyboard fisik, menunggu balasan BBM, hingga memperbarui status dengan “Ping!!!” sebagai sinyal cari perhatian.

READ  Meta Tawarkan Bonus Fantastis Rp1,6 Triliun untuk Rekrut Staff OpenAI

Fenomena #BBMnostalgia kini ramai di TikTok dan Instagram Reels, di mana pengguna memamerkan koleksi Blackberry lama mereka atau membagikan kisah cinta zaman sekolah yang bermula dari BBM. Hal ini mempertegas bahwa pengalaman emosional masa lalu sangat berpengaruh dalam membentuk preferensi teknologi saat ini.

Menurut sebuah survei oleh Vice Media Group pada 2024, 42% Gen Z memilih menggunakan perangkat lama seperti Blackberry atau iPod untuk “beristirahat” dari dunia digital yang padat. Ini secara langsung menunjukkan kebutuhan yang tinggi akan digital detox sebagai respons terhadap burnout digital.

Digital Detox: Blackberry Sebagai Solusi Gaya Hidup Mindful

Digital detox adalah upaya untuk menjauhkan diri dari semua perangkat digital—atau setidaknya membatasi penggunaannya. Ternyata, Blackberry menjadi pilihan populer untuk tujuan ini karena keterbatasannya yang justru menciptakan ketenangan. Tanpa aplikasi media sosial yang rakus perhatian, pengguna Blackberry lebih fokus dalam kehidupan nyata.

Berikut ini adalah perbandingan cepat antara smartphone modern dan Blackberry dalam konteks digital detox:

KriteriaSmartphone ModernBlackberry Klasik
Akses Media SosialTidak terbatasSangat terbatas / tidak tersedia
NotifikasiTinggiMinimal
FokusMudah terdistraksiLebih terjaga
Ketersediaan AplikasiLuasTerbatas
Penggunaan BateraiRelatif cepat habisLebih hemat daya

Pengalaman pribadi penulis saat kembali menggunakan Blackberry Curve 8520 selama seminggu memberikan efek yang cukup menyegarkan. Tanpa godaan Instagram atau YouTube, saya bisa menyelesaikan buku yang tertunda, tidur lebih cepat, dan merasa lebih terhubung secara nyata dalam percakapan langsung.

Bisakah Blackberry Menjadi Bagian Gaya Hidup Minimalis?

Tren hidup minimalis yang populer di kalangan Gen Z juga ikut mendorong kembalinya Blackberry. Prinsip hidup dengan “lebih sedikit barang yang lebih bermakna” disalurkan melalui penggunaan gawai yang tidak terlalu distraktif. Blackberry di sini menjadi representasi hidup sederhana tapi tetap fungsional.

Dengan harga yang relatif murah di pasar barang bekas atau toko online seperti Tokopedia dan Shopee, banyak pengguna muda kini memburu unit Blackberry jadul. Mereka menggunakannya sebagai secondary phone—khusus untuk komunikasi penting, sementara smartphone utama digunakan lebih terbatas atau disimpan saat weekend.

Beberapa seleb TikTok bahkan menciptakan tren “Blackberry Weekend Challenge”, di mana mereka menggunakan hanya Blackberry selama dua hari untuk melihat dampak terhadap produktivitas dan kesehatan mental. Challenge ini viral karena banyak yang menyadari betapa tenangnya hidup tanpa gangguan digital terus-menerus.

Rekomendasi Model Blackberry Favorit Gen Z

Jika kamu tertarik ikut tren ini, berikut beberapa model Blackberry yang populer di kalangan Gen Z:

  • Blackberry Bold 9900: Desain elegan, nyaman untuk mengetik, dan casing logam memberikan kesan premium.
  • Blackberry Curve 8520: Ringan dan terjangkau, model ini sangat cocok untuk digital detox pemula.
  • Blackberry Passport: Unik dengan ukuran layar persegi, populer di kalangan konten kreator yang suka tampil beda.
  • Blackberry Classic: Dilengkapi trackpad dan keyboard QWERTY yang sangat responsif.

Semua model tersebut bisa ditemukan di marketplace lokal, toko online, atau forum jual beli gadget bekas. Pastikan memilih unit yang masih berfungsi dengan baik dan dilengkapi charger original untuk pengalaman terbaik.

Sesi Tanya Jawab Seputar Tren Blackberry di Gen Z

  • Q: Apakah Blackberry masih bisa digunakan di tahun 2025?

    A: Ya, meski layanan BBM sudah tidak aktif, Blackberry masih dapat digunakan untuk telepon, SMS, dan bahkan email.

  • Q: Mengapa Gen Z tertarik pada Blackberry lagi?

    A: Kombinasi nostalgia, keinginan mengurangi screen time, dan gaya retro menjadikan Blackberry kembali diminati.

  • Q: Apakah Blackberry ideal untuk digital detox?

    A: Sangat ideal, karena tidak adanya akses luas ke media sosial dan aplikasi membuat pengguna lebih fokus ke dunia nyata.

  • Q: Bisa nggak pakai Blackberry buat kerja?

    A: Bisa. Untuk pekerjaan dasar seperti email, catatan, dan komunikasi, Blackberry masih sangat fungsional.

  • Q: Dimana saya bisa beli Blackberry bekas?

    A: Kamu bisa membelinya di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, atau komunitas jual beli gadget di media sosial.

Kesimpulan: Blackberry dan Renaissance Teknologi

Tren kembalinya Blackberry di kalangan Gen Z bukan sekadar soal ponsel tua yang viral. Di baliknya ada gerakan lebih besar: pencarian makna, penyembuhan diri dari kelelahan digital, dan usaha mengembalikan keseimbangan hidup. Blackberry hadir sebagai alat bantu untuk lebih mindful, fokus, dan tentunya—gaya hidup yang lebih tenang.

Komunitas pengguna Blackberry kini berkembang, diwarnai semangat kreatif, retro, dan sadar digital. Jika kamu merasa lelah dengan kehidupan online yang terlalu intens, cobalah seperti Gen Z lainnya: alihkan sebentar ke Blackberry, tanamkan rutinitas digital detox, dan temukan kembali kehidupan sehari-hari tanpa distraksi konstan.

Kalau kamu suka dengan pengalaman sederhana dan ingin merasa “hidup lebih nyata”, mungkin sudah waktunya coba #BBMReboot. Siapa tahu kamu juga menemukan versi diri yang lebih fokus, lebih bahagia, dan lebih damai.

Ingat, kadang jawaban dari burnout digital bukan teknologi terbaru, tapi teknologi lama yang kita lupakan.

Pernahkah kamu mencoba hidup tanpa smartphone selama sehari? Yuk bagikan pengalamanmu di kolom komentar!

Sumber:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *